cover
Contact Name
Lukmanul Hakim
Contact Email
lukmanulhakim7419@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalmabasan@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
MABASAN
ISSN : 20859554     EISSN : 26212005     DOI : -
Core Subject : Education, Social,
MABASAN is a journal aiming to publish literary studies researches, either Indonesian, local, or foreign literatures. All articles in MABASAN have passed reviewing process by peer reviewers and edited by editors. MABASAN is published by Kantor Bahasa NTB twice times a year, in June and December.
Arjuna Subject : -
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol. 16 No. 2 (2022): Mabasan" : 12 Documents clear
LANSKAP LINGUISTIK PENAMAAN HOTEL DI KOTA DAN KABUPATEN MAGELANG Asri Wijayanti; Winasti Rahma Diani
MABASAN Vol. 16 No. 2 (2022): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mab.v16i2.477

Abstract

Artikel ini bertujuan menjelaskan lanskap linguistik penamaan hotel di Kota dan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Hal tersebut dilandasi pada teori penggunaan bahasa di ruang publik. Penamaan hotel di Kota dan Kabupaten Magelang yang termasuk ruang publik, yang seharusnya ditulis menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai amanat undang-undang. Metode pengumpulan data menggunakan simak bebas libat cakap. Selanjutnya, data dianalisis dengan metode padan pragmatik. Hasil penelitian menunjukkan beberapa nama hotel sudah menggunakan pola penulisan menurut Ejaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Akan tetapi, terdapat penamaan hotel yang menggunakan pola bahasa asing. Ada pula seluruh nama hotel menggunakan bahasa asing. Penelitian dapat digunakan sebagai upaya untuk mempertahankan eksistensi bahasa negara di ruang publik.  
TUTURAN EKSPRESIF MAKIAN DALAM VIDEO YOUTUBE KEANU AGL EPISODE “Q&A: WAKTUNYA BUKA-BUKAAN!” Samsu Somadayo; Bayu Suta Wardianto; Heru Kurniawan; M. Zulfa A. Ghazali
MABASAN Vol. 16 No. 2 (2022): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mab.v16i2.525

Abstract

Tuturan spontan merupakan bentuk tuturan yang mengandung makna atau fungsi yang ekspresif. Tuturan ini dapat berupa makian yang terucap secara spontan dalam merespon sesuatu. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tindak tutur ilokusi ekspresif yang terdapat dalam tuturan Keanu di video YouTube miliknya pada episode “Q&A: Waktunya Buka-Bukaan!” Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data penelitian berupa kutipan potongan tuturan yang dilontarkan oleh Keanul Agl dalam videonya. Sumber data diperoleh dari transkripsi tuturan dalam video YouTube kanal Keanu Agl episode “Q&A: Waktunya Buka-Bukaan!” Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak dengan teknik dasar sadap dan teknik lanjutan berupa teknik catat. Penelitian ini menggunakan metode padan pragmatis dengan teknik dasar pilah unsur penentu (PUP) dan teknik lanjutan berupa analisis kontekstual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindak tutur ilokusi ekspresif dari tuturan Keanu itu ditemukan berupa tuturan mengejek, merendahkan, menyalahkan, menghina, dan meminta maaf.
GAYA BAHASA SINDIRAN DALAM INSTAGRAM KOMIK KITA: KAJIAN STILISTIKA M. Busairi
MABASAN Vol. 16 No. 2 (2022): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mab.v16i2.526

Abstract

Stilistika merupakan ilmu bahasa yang mengkaji tentang penggunaan bahasa dan gaya, baik pada tuturan langsung maupun tidak langsung, yang terdapat pada karya sastra. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis penggunaan gaya bahasa sindiran dalam Komik Kita menggunakan kajian stilistika. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data penelitian berupa kata, kalimat, atau kutipan dari postingan komik Instagram Komik Kita yang mengandung gaya bahasa sindiran. Sumber data penelitian diperoleh dari media sosial Instagram Komik Kita. Teknik pengumpulan data yang digunakan, yakni teknik baca catat dengan studi kepustakaan. Teknik analisis data menggunakan tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam Instagram Komik Kita, pengarang banyak menggunakan gaya bahasa ironi daripada gaya bahasa sinisme, sarkasme, dan inuendo. Alasan penggunaan gaya bahasa ironi oleh pengarang karena gaya bahasa ironi cocok untuk menyampaikan gagasan dari ide dengan cara yang lebih sopan dan tidak kasar serta pesan dari Komik Kita lebih elegan ketika mengkritik dan menyindir. Selain itu, Komik Kita memiliki unsur humor karena berbeda dari kenyataan yang ada. Penelitian ini juga bisa menjadi referensi bagi guru bahasa dan sastra dalam pembelajaran menulis karya sastra.  
WUJUD BUDAYA SASAK DALAM NOVEL SANGGARGURI: KAJIAN ANTROPOLOGI SASTRA Lalu Yusril Aman; Saharudin; Muh. Khairussibyan
MABASAN Vol. 16 No. 2 (2022): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mab.v16i2.534

Abstract

Tujuan tulisan ini adalah mendeskripsikan wujud budaya Sasak yang terdapat dalam novel Sanggarguri dan menjelaskan fungsi wujud budaya Sasak tersebut bagi masyarakat setempat. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik baca dan teknik catat, sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dengan tahapan: reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan. Penelitian ini menemukan tiga wujud budaya Sasak dalam novel Sanggarguri, yaitu (1) wujud gagasan berupa sêsênggak, awik-awik atau hukum adat, dan sênggeger; (2) wujud aktivitas (tingkah laku) yang berupa bêsêlam, ziarah makam, sembeq, pêrêbaq jangkih, bêtabêq dan mênyilaq, mulut adat (maulid Nabi Muhammad secara adat), sêntulak, dan roah; dan (3) wujud artefak (karya/material) berupa tabaq, rantok, tas gêgandek, kêmaliq, bêrugaq (sêkênêm), batu têtandan, tetunjang, opak ambon, ancak, takêpan, sedah lanjaran, pakaian adat Sasak (dodot, sapuq, kemben, cipoq, bêbêt dan bêngkung), tambok dan cêraken, minyak jêlêng, seni musik (gêndang bêleq, rebana barungan (burdah), dan tawaq-tawaq), dan seni tari (rudat). Fungsi dari tiga jenis wujud budaya dalam novel Sanggarguri adalah (1) wujud gagasan berfungsi menggambarkan syariat adat sebagai kritikan terhadap masyarakat Sasak yang sering meninggalkan tradisi dan ritual-ritual adat, menciptakan kedamaian antara manusia dengan alam, dan sebagai sarana berdoa kepada Tuhan; (2) wujud aktivitas (tingkah laku) berfungsi untuk memperkenalkan tentang budaya Sasak, menggambarkan identitas masyarakat Sasak, dan melestarikan budaya Sasak yang sudah mulai hilang; dan (3) wujud artefak berfungsi untuk memperkenalkan budaya material masyarakat Sasak, sebagai perangkat atau perlengkapan dalam acara dan ritual-ritual adat, sebagai roh pada acara adat, sebagai tempat berlangsungnya acara adat atau ritual adat, sebagai pakaian khusus dalam acara adat, sebagai obat, dan sebagai pengisi dalam acara bêgawe ‘pesta’.
CITRA PEREMPUAN DALAM TIGA CERITA RAKYAT PESISIR UTARA JAWA TIMUR Dara Windiyarti; Pardi Suratno; Derri Ris Riana; Erlinda Rosita
MABASAN Vol. 16 No. 2 (2022): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mab.v16i2.548

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan citra perempuan dalam tiga cerita rakyat pesisir utara Jawa Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan feminisme. Sumber data adalah tiga cerita rakyat dari pesisir utara Jawa Timur yaitu Sri Huning, Panji Laras Panji Liris, dan Nyai Ageng Tumengkang Sari. Data dalam penelitian ini berupa uraian dan dialog yang berkaitan citra tokoh perempuan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga cerita rakyat tersebut menggambarkan dua bentuk citra perempuan, yaitu citra diri dan citra sosial. Citra diri perempuan dari aspek fisik dicitrakan sebagai perempuan cantik yang digambarkan melalui tokoh Nyai Ageng Tumengkang Sari. Citra perempuan cantik dan perkasa digambarkan melalui tokoh tokoh Dewi Andawangi, Dewi Andansari, dan Sri Huning. Dari aspek psikis, keempat tokoh itu dicitrakan sebagai perempuan baik.  Citra sosial perempuan, dicitrakan sebagai perempuan tegas yang digambarkan melalui tokoh Dewi Andanwangi, Dewi Andansari, dan Nyai Ageng Tumengkang Sari. Citra perempuan pemberani, dicitrakan melalui tokoh Dewi Andanwangi, Dewi Andansari, dan Sri Huning.
TEACHING DIFFICULTIES IN THE INDONESIAN LANGUAGE TO EGYPTIAN STUDENTS WITH ARABIC AS AN INTERMEDIARY LANGUAGE Amir Ramzy Botros Zakhary
MABASAN Vol. 16 No. 2 (2022): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mab.v16i2.555

Abstract

The Indonesian Cultural Center in Cairo or “Pusat Kebudayaan Indonesia (Puskin) KBRI Kairo” offers a free Indonesian course consisting of 6 levels, each level taking almost three months. The teachers of the course are those who study at Al-Azhar University and speak the Arabic language well. Hundreds of Egyptian students join the course (level one), but only a few students finish up to the six levels. This study aims to identify problems and difficulties that are often encountered by Indonesian teachers in teaching the Indonesian language and the learning process in the classroom, from two points of view the Indonesian teachers and the Egyptian students. In addition, this study aims to know the reasons why many students don’t finish all levels of the courses and how to solve the problem. This descriptive qualitative study is subject to primary data, which are collected by questionnaires from Egyptian students and Indonesian teachers. The result of this study shows that the difficulties in teaching and learning the Indonesian language are categoriaed into linguistic difficulties, and non-linguistic difficulties.
ANALISIS PUISI “BERUGAQ, 2” DALAM ANTOLOGI PUISI LANGIT SEPERTI CANGKANG TELUR BEBEK KARYA IMAM SAFWAN: KAJIAN SEMANTIK Amalia Magfira; Fitria Ayuningsih
MABASAN Vol. 16 No. 2 (2022): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mab.v16i2.556

Abstract

Puisi merupakan bagian dari karya sastra yang mampu mewakili pikiran dan perasaan pengarangnya. Pemaknaan puisi dapat menjelaskan lingkungan sosial dan budaya pengarangnya. Namun, puisi tidak hanya mewakili kehidupan pengarang tetapi juga memberikan nilai estetis yang dapat dinikmati eksistensinya sebagai salah satu pemenuhan kebutuhan manusia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna puisi karya Imam Safwan yang berjudul “Berugaq, 2” yang menjadi salah satu puisi dalam antologi puisi Langit Seperti Cangkang Telur Bebek. Makna yang dianalisis difokuskan menjadi tiga, yakni makna leksikal, gramatikal, dan referensial. Data penelitian adalah puisi “Berugaq, 2” yang berupa larik dan bait. Pemilihan puisi tersebut karena merepresentasikan adat dan tradisi suku Sasak. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode simak dan teknik catat sebagai lanjutannya. Kemudian penganalisisan data dengan teknik analisis isi. Data disajikan secara deskriptif. Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa dalam puisi “Berugaq, 2” setiap lariknya mengandung ketiga makna dalam bidang semantik yakni leksikal, gramatikal, serta referensial, dan didominasi oleh makna leksikal dan referensial. Selain itu, sangat terlihat pula bentuk dan eksistensi dari warisan budaya suku Sasak.
NILAI-NILAI RITUAL KELONG OSONG MASYARAKAT KALUPPINI Suparman
MABASAN Vol. 16 No. 2 (2022): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mab.v16i2.563

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai yang terkandung dalam ritual Kelong Osong masyarakat Kaluppini Kabupaten Enrekang. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif kualitatif. Data diperoleh dari dua sumber. Pertama, data primer, yaitu berupa tuturan ritual yang diperoleh pada ritual Kelong Osong masyarakat Kaluppini. Kedua, data sekunder, yaitu data tambahan yang diperoleh dari literatur yang relevan dan  mendukung penelitian ini. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tuturan ritual Kelong Osong masyarakat Kaluppini dalam bentuk lisan yang diperoleh dari informan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi dan teknik wawancara. Teknik analisis data dilakukan dengan cara memahami, menyeleksi, menandai, dan mencocokkan antara data primer dan data sekunder. Hasil penelitian ini memperlihatkan nilai-nilai yang terkandung dalam tuturan ritual Kelong Osong masyarakat Kaluppini terdiri atas nilai religius, nilai sosial, nilai budaya, dan nilai pendidikan.
MEDAN MAKNA AKTIVITAS TANGAN DALAM BAHASA SASAK Lukmanul Hakim
MABASAN Vol. 16 No. 2 (2022): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mab.v16i2.571

Abstract

Penelitian ini bertujan untuk mendeskripsikan komponen medan makna aktivitas tangan dalam bahasa Sasak. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitiaan ini ialah metode deskriptif dengan bentuk kualitiatif. Data dalam penelitian ini didapatkan dari 30 sampel penutur asli bahasa Sasak dialek a-e dari dua desa dan kelurahan yang ada di Kabupaten Lombok Tengah. Data dalam penelitian ini berupa data Kamus bahasa Sasak Indonesia dan data lisan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode pustaka, cakap, dan simak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa medan makna aktivitas tangan dalam bahasa Sasak 125 leksem dan dikelompokkan berdasarkan komponen makna yang ada di dalamnya menjadi 25 submedan makna aktivitas tangan dalam bahasa Sasak.
SUARA-SUARA PEREMPUAN DARI TIMUR INDONESIA: REFLEKSI ATAS BELENGGU PATRIARKI DALAM ISINGA DAN TARIAN BUMI Faris Alaudin
MABASAN Vol. 16 No. 2 (2022): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mab.v16i2.595

Abstract

Dorothea Rosa Herliany dan Oka Rusmini muncul sebelum geger kelahiran sastra wangi dengan membawa narasi problematik kesetaraan gender melalui Isinga (2015) dan Tarian Bumi (2007). Baik Isinga maupun Tarian Bumi menampilkan warna lokalitas perempuan timur Indonesia. Irewa, tokoh utama perempuan dalam Isinga, mewakili suara perempuan Papua, sedangkan Telaga, tokoh utama perempuan dalam Tarian Bumi, menjadi wakil dari suara perempuan Bali. Penelitian ini berupaya untuk membaca praktik-praktik ketidakadilan gender berbasis pranata sosial yang diterima oleh tokoh perempuan dalam dua novel tersebut. Isinga dan Tarian Bumi dikaji lebih jauh dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra dan kritik sastra feminis, terutama terkait dengan bias gender yang memosisikan perempuan sebagai yang inferior. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Melalui analisis secara deskriptif analitis, Isinga dan Tarian Bumi menampilkan perasaan-perasaan tokoh utama perempuan yang terkungkung dalam budaya patriarki. Dengan begitu, melalui Irewa dan Telaga, Herliany dan Rusmini tengah berusaha menyuarakan isi hati perempuan yang selama ini terkungkung oleh kultur patriarki.

Page 1 of 2 | Total Record : 12